Kampung Lembonah secara administratif termasuk dalam Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat. Luas wilayah Kampung Lembonah yaitu 7,55% dari luas wilayah Kecamatan Jempang atau sebesar 49,38 Km2.
Adapun nama asli kampung yang dihuni oleh mayoritas masyarakat Dayak Benuaq tersebut adalah Lempunah. Walaupun sudah terdaftar secara administratif sebagai Kampung Lembonah, namun sebagian warga tetap menyebutnya Kampung Lempunah. Keberadaan Kampung Lembonah diperkirakan sudah ada sejak 300-400 tahun yang lalu. Sepanjang sejarah yang diketahui secara lisan oleh warga, lokasi pemukiman sudah berpindah tiga kali. Lokasi pertama kali adalah di Bumut Akas, kemudian pindah ke Bumut Naroy, lalu pindah lagi ke Bumut Menjamat dan terakhir ke Lembonah yang ditinggali hingga saat ini.
Kampung Lembonah memiliki rumah adat yang disebut Lamin. Lamin tersebut merupakan sebuah rumah panjang yang merupakan cikal bakal kampung. Pada awal mula terbentuknya, semua keluarga tinggal di Lamin dalam bilik-bilik tersendiri. Setiap kali ada keluarga baru, akan ditambah bilik baru, sehingga Lamin semakin panjang. Seiring waktu, tiap-tiap keluarga mulai membangun dan menempati rumahnya sendiri. Lamin pun menjadi rumah adat yang hanya dipakai pada saat upacara adat dan musyawarah kampung.
Bagian depan Lamin berjajar patung yang terbuat dari kayu ulin setinggi 3-4 meter dengan ukiran yang menyerupai manusia atau binatang dengan hiasan ukiran khas Dayak Benuaq. Patung-patung tersebut disebut Belontakng yang mana merupakan ornamen penting yang digunakan dalam upacara adat kuangkai, yaitu upacara adat penghormatan terhadap arwah keluarga.
Ulap doyo merupakan seni tenun ikat yang masih dikuasai masyarakat Lembonah secara turun temurun. Ulap artinya kain dan doyo (Curculigo latifolia Lend) adalah nama tumbuhan sejenis pandan yang serat daunnya digunakan sebagai bahan tenunan kain ini. Tenun ini menggunakan tiga warna utama yang diperoleh dari bahan-bahan alami, yaitu merah (dari biji buah glinggam, kayu oter, dan buah londo), hitam, dan coklat muda (dari kayu uwar). Bahan lain yang sering digunakan adalah kunyit, kulit pohon, dan getah akar-akar tertentu.
Beberapa di antara kesenian dan ketrampilan khas yang ada di Kampung Lembonah adalah seni tari dan rijoq. Kesenian tersebut diwadahi oleh Sanggar Seni Tiatn Akas (Tiatn = anak-anak, Akas = nama lamin yang pertama kali didirikan dalam sejarah Lembonah). Sanggar seni tersebut beranggotakan 9 orang penyanyi, 6 pemusik, dan 21 penari. Beberapa tari-tarian adat yang masih dilestarikan adalah nabiq untuk menghormati pejabat atau tamu yang datang, tari nglewai, dan tari jamu.
Rijoq merupakan seni musik vokal yang dilestarikan secara turun-temurun dan terus berkembang hingga saat ini. Rijoq diadakan dalam berbagai seremoni seperti pesta pernikahan, menugal atau menanam padi, dan menyambut tamu. Syair rijoq diciptakan secara khusus sesuai keperluan dengan bahasa yang puitis serta diiringi oleh instrumen musik seperti gambus melodi, ritym, bas, sampe, selunik, gendang, seruling, dan gong. Penyanyi dalam setiap penampilan bisa satu atau dua orang.
Anjat merupakan kerajinan berbahan baku rotan yang sering digunakan untuk mengangkut barang seperti saat ke kebun, ladang, atau berburu di hutan. Selain itu anjat juga merupakan hasil kebun dan seni ukiran karya masyarakat Dayak Benuaq yang mana umumnya hasil kerajinan tersebut dapat dikirim hingga ke Samarinda dan Tenggarong.
Terdapat 21 jenis flora yang ditemukan di hutan lembonah yang termasuk dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation Nature). Flora Langka dan Dilindungi. Selain itu hutan Lembonah juga menyimpan flora berupa tanaman hias yang memiliki nilai aetetika tersendiri seperti tanaman asoka, keladi hitan dan lirik. Tanaman seperti ini juga umumnya dijadikan sebagai hiasan untuk memperindah pekarangan rumah.Flora Hutan Lembonah
Kondisi hutan Lembonah secara umum mencirikan hutan sekunder muda dan tua. Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa terdapat setidaknya 192 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 121 marga dan 49 famili. Jenis yang telah terdokumentasi terutama dari jenis pepohonan berkayu dan sebagian kecil dari kelompok palem, rotan dan tumbuhan bawah. Bentuk pemanfaatan rotan dalam masyarakat Dayak Benuaq terutama digunakan sebagai bahan kerajinan atau digunakan sehari (seperti anjat, tikar, meja & kursi) dan beberapa rotan umbutnya dapat digunakan sebagai bahan pangan.Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan
Terdapat banyak buah hutan di hutan Lembonah seperti lengkeng, asam putar, mata pelanduk, lai, dan masih banyak lagi. Jenis buah-buahan tersebut sebagian besar merupakan sumber pakan untuk satwa liar. Namun, masyarakat sekitar juga memanfaatkannya untuk dikonsumsi. Hal itu membuktikan bahwa buah-buahan tersebut tergolong aman bagi manusia. Hutan Lembonah juga memiliki 'Lembo' (kebun yang sengaja ditanami oleh masyarakat yang terdapat didalam hutan) yang mana di dalamnya terdapat buah-buahan se[erti durian, rambutan serta langsat.Buah-Buahan Hutan Lembonah